Situs resmi Badan Eksekutif Mahasiswa Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta


Saturday, July 25, 2020

PPDB Online DKI Jakarta 2020 Memberikan Dampak Buruk Terhadap Kesehatan Mental Calon Peserta Didik Yang Akan Memasuki Jenjang SMA

Ppdb online DKI Jakarta tahun 2020 menuai kontroversi akibat kebijakan baru mengenai pembatasan usia bagi calon peserta didik baru yang akan memasuki jenjang SMA. Dinas pendidikan DKI Jakarta menetapkan batas usia maksimum bagi CPDB yaitu 21 tahun. Tidak sampai disitu jalur masuk bagi CPDB juga mengalami banyak perubahan baik itu pertambahan maupun pengurangan. Berikut ini adalah rincian tanggal dan bulan pada setiap jalur masuk CPDB untuk SMP di DKI Jakarta :
1. Jalur Inklusi : 15 - 16 Juni 2020
2. Jalur Perpindahan Orang Tua dan Anak Guru : 15 Juni - 3 Juli 2020
3. Jalur Prestasi Non Akademik : 15 - 16 Juni 2020
4. Jalur Afirmasi : 19 - 20 dan 22 Juni 2020
5. Jalur Zonasi : 25 - 27 Juni 2020
6. Jalur Prestasi Akademik Dalam dan Luar DKI : 1 - 3 Juli 2020
7. Jalur Zona Bina RW : 4 Juli 2020
*untuk lebih jelasnya, kalian dapat mengakses informasi sepurat PPDB online DKI Jakarta tahun 2020 melalui google atau sosial media lainnya seperti twitter, instagram, dan facebook.

Berdasarkan keterangan di atas dapat dilihat bahwa terdapat banyak jalur masuk sekolah yang dapat diikuti oleh peserta didik baru. Namun, di tahun 2020 ini kebijakan mengenai batas usia maksimum peserta didik baru yang tiba - tiba diterapkan menimbulkan polemik dari berbagai pihak. Tidak hanya aksi penolakan dari orang tua dan peserta didik itu sendiri tapi hampir seluruh masyarakat Indonesia menyuarakan sikap penolakan diberbagai sosial media yang mereka miliki. Bagaimana tidak? seharusnya ketika kebijakan tersebut akan dilaksanakan wacana dan sosialisasi terkait sudah sampai ditelinga masyarakat Jakarta dan Indonesia. Paling tidak orang tua peserta didik dapat menyiapkan biaya sekolah anaknya di swasta, kalau seandainya putra putri mereka tidak diterima di sekolah negeri.
Dalam beberapa kesempatan wawancara yang dilakukan berbagai media massa terkait tanggapan Wakil Gubernur DKI Jakarta yaitu Ahmad Riza Patria terhadap kontroversi dan polemik PPDB onlin DKI Jakarta 2020, beliau memberikan tanggapan bahwa jalur masuk zonasi adalah berdasarkan jarak rumah peserta didik dengan sekolah BUKAN berdasarkan umur. Tapi nyatanya umurlah yang menjadi tolak ukur penerimaan CPDB pada PPDB online DKI Jakarta tahun 2020. Akibanya banyak peserta didik yang kecewa, stres, depresi, bahkan sampai melakukan percobaan bunuh diri.

Menurut Ketua KPAI Arist Sirat saat diwawancarai media, terdapat beberapa laporan terkait lemahnya kesehatan mental yang dialami calon peserta didik akibat tidak diterima di sekolah negeri pilihannya. Kebanyakan dari CPDB mengalami stress dan depresi berat. Beberapa dari mereka memilih mengunci diri dikamar, menangis, bahkan menolak makan, dan tidak bergairah untuk melanjutkan sekolah di sekolah swasta. Meskipun ada juga CPDB yang tidak terlalu menunjukkan emosinya rasa akibat kecewa dan rasa tidak adil yang mereka alami, tetapi tidak ada manusia yang mudah melupakan rasa kecewa karena jauh terkubur di dalam hatinya perasaan itu disembunyikan dan suatu saat bisa meluap dan berakibat lebih buruk. Bukan hanya rasa kcewa terhadap hasil yang diterima, tetapi berkembangnya pemikiran - pemikiran mengenai masa depan mereka menambah beban pikiran bagi CPDB. Calon peserta didik baru yang berasal dari keluarga kaya mungkin tidak akan terlalu memikirkan biaya sekolah di SMA swasta tapi bagi mereka yang berasal dari keluarga menengah dan kebawah masih harus memikirkan jalan hidup mereka mau dibawa ke mana setelah ini. Antara putus sekolah atau masuk ke SMA swasta standar atau tidak citra baik di masyarakat. Sangat disayangkan kalau kecerdasan akademik maupun non akademik yang dimiliki baik itu bawaan lahir atau karena kerja keras mereka dalam belajar harus disia sia kan begitu saja tanpa ada wadah yang menampung dan menyalurkannya dengan baik. Saat mereka masuk ke SMA swasta dengan reputasi dan citra baik di masyarakat tentunya tidak akan jadi masalah karena sistem pendidikan sekolah tersebut pasti berkualitas. Tapi saat mereka harus bersekolah di sekolah dengan reputasi kurang baik dimata umum akan membuat mereka bisa saja kehilangan minat belajar. Tidak hanya itu kesempatan masuk perguruan tinggi negeri lewat jalur undangan juga akan sangat - sangat terbatas. Apalagi kalau mereka harus berhenti sekolah karena kurangnya biaya, bukan hanya kemampuan akedemik mereka yang terbuang sia sia tapi rasa kekecewaan yang mereka miliki bisa memengaruhi gaya hidup dan pola pikir negatif. Seperti maraknya tindak kriminal dan kekerasan, mengapa demikian? Karena ada kebutuhan yang harus dipenuhi oleh mereka untuk tetap bertahan hidup.

Jadi dapat disimpulkan bahwa kebijakan dalam ranah khususnya pendidikan yang tiba tiba dan tidak dipikirkan dengan matang akan berdampak bagi generasi muda mendatang. Niat baik pemerintah untuk memberi kesempatan bagi mereka yang putus sekolah memang dinilai sangat baik. Tapi seleksi usia masuk SMA adalah suatu kebodohan. Hal ini karena saat masuk SD mereka sudah di seleksi berdasarkan umur dan harusnya pertimbahan mengenai umur kedepannya untuk jenjang selanjutnya tidak menjadi poin utama dalam seleksi masuk sekolah. Saran saya bagi kemendikbud dan dinas pendidikan DKI Jakarta yaitu bagi anak - anak putus sekolah yang tetap ingin mendapatkan ijazah bisa mengikuti ujian paket atau kejar paket. Di mana sebelum ujian tersebut di mulai kemendikbud telah menyediakan beberapa kali tutor gratis atau bahkan berbayar asal dengan tarif yang wajar kepada peserta didik tersebut. Tutor tersebut bisa dilaksanakan seminggu atau beberapa minggu sebelum ujian dilaksanakan dengan begitu peserta didik tersebut masih bisa merasakan kegiatan belajar mengajar yang telah lama tidak mereka rasakan.

Nah berikut ini adalah sedikit tips untuk memperbaiki mood:
1.        Melakukan olahraga seperti berlari
2.        Meluapkan emosi dengan berteriak sekeras kerasnya sambil menggunakan kantong plastik atau kertas
3.        Mengatur nafas dan mencoba menenangkan pikiran dengan berhitung mundur dari angka 1 sampai dengan 5
4.        Makan makanan yang bergizi yaitu 4 sehat 5 sempurna
5.        Jauhkan diri dari gadget selama beberapa hari saja ya, karena interaksi sosial walaupun dengan gadget juga dibutuhkan loh!
6.        Menyediakan waktu untuk diri sendiri, seperti melakukan berbagai hal yang disukai
7.        Pergi berjalan jalan juga bisa dijadikan salah satu momen untuk melepas penat berkepanjangan
8.        Sharing dengan orang tua, keluarga, dan teman dekat kalian jika diperlukan
9.        Kalau sudah tidak kuat kalian bisa minta bantuan ahlinya, yaitu datang ke psikolog
10.   Jaga kesehatan dan selalu berpikiran positif yang teman teman
-Sabrina Fitrianti

No comments:

Post a Comment

Kamu punya kritik dan saran? Silahkan melalui kolom komentar di bawah ini