Situs resmi Badan Eksekutif Mahasiswa Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta


Monday, June 17, 2019

Selamatkan Lingkungan? Apa Kita Serius?


Sampah plastik, ya kata yang belakangan ini menjadi perhatian banyak pihak. Sudah menjadi fakta kalau lebih dari 1 juta ton sampah plastik mengotori ekosistem setiap tahunnya. Tulisan ini dibuat mungkin bukan sebagai solusi atas permasalahan ini tetapi saya lebih suka memposisikannya sebagai “renungan” bagi diri kita. Mungkin akan ada banyak pertanyaan yang muncul setelah ini mungkin juga pertanyaan itu muncul untuk diri kita sendiri nantinya. Saya percaya kebanyakan dari kalian yang membaca tulisan ini pernah setidaknya sekali melihat baik gambar, video, artikel, dan lain sebagainya tentang betapa sampah plastik telah merusak bumi kita. Sekarang coba jawablah dengan jujur cukup dalam hati anda masing masing, apa yang anda rasakan setelah melihat hal tersebut? Apakah menjadi khawatir akan lingkungan? Atau tidak berpengaruh sama sekali pada diri anda?
Kalau anda merasa khawatir, cemas, peduli, sadar maka sebagain pesan yang ingin disampaikan oleh komunikator sampai kepada anda. Namun bukan ini yang menjadi pertanyaan yang sebenarnya, pertanyaan sebenarnya adalah apa yang anda rasakan 1 jam kedepan, 1 hari, minggu, bulan, tahun? Apakah masih dengan rasa kecemasan yang sama? Peduli yang sama? Atau perasaan apapun yang anda rasakan sesaat setelah anda melihat hal itu? Mungkin kurang dari 50% dari kita yang masih merasakannya. Lalu pertanyaan baru muncul, apa yang kita lakukan?. Mungkin kita melihat ini sebagai ironi tapi mungkin inilah kenyataannya, banyak dari kita menonton tentang pencemaran sampah plastik habis itu kita pergi kewarung membeli makanan atau apapun itu dan dibungkus dengan kantong plastik.
Saya berfikir apakah selama ini kita serius menanggapi hal ini? Banyak dari kita menyuarakan pengurangan sampah plastik tapi juga tidak mengakui bahwa kita masih butuh plastik. Tidak perlu rasanya saya sebut tapi kita sadar bukan banyak makanan, minuman, peralatan, yang dijual dengan bungkus dari plastik. Lalu kita beli, kita buang, dan mungkin tidak semua pembuangan itu dikelola kembali. Kita juga bisa melihat disuarakan belakangan ini membawa kantong belanja dari kertas atau lebih baik membawa sendiri dari rumah baik terbuat dari kain atau sebagainya. Iya baik memang langkah itu untuk mengurangi sampah plastik tapi apa cukup? Kita pakai kantong dari kain namun isi belanjaan kita makanan yang di bungkus plastik, snack yang bungkusnya plastik, dan plastik plastik lainnya yang ada dalam produk yang kita beli. Sebagai contoh belakangan ini kita dihebohkan dengan penemuan sampah plastik sebuah bungkus mie instan yang sudah berusia kurang lebih 19 tahun tapi masih terlihat bagus banyak dari kita khawatir tapi banyak juga yang tidak sadar bahwa kita juga mengkonsumsi itu, dan mungkin sehabis kita masak bungkusnya kita buang dan mungkin juga berakhir di tempat yang sama dimana sampah bungkus mie instan yang sedang heboh diperbincangkan itu ditemukan.
Memang sampah plastik itu bisa mencemari lingkungan namun tidak menutup fakta bahwa saat ini kita masih butuh plastik. Dan hal ini membuat upaya upaya pengurangan sampah plastik menjadi bisa dikatakan sulit. Tidak saya sama sekali tidak merendahkan kawan kawan yang sudah berusaha mengurangi, mengelola, mendaur ulang sampah plastik ya saya pribadi sangat menghargai kalian setidaknya sudah melakukan lebih dari yang sudah saya lakukan. Maksud tulisan ini juga bukan menilai bahwa semua usaha kita, semua kampanye kita tentang masalah ini sia sia. Tulisan ini sekali lagi saya harap menjadi renungan bagi diri kita untuk akhirnya berfikir apakah selama ini kita serius peduli dengan lingkungan? Apakah kita sendiri yang akan membuat semua sia sia?
Ya memang tidak akan semudah itu tapi selain mengurangi plastik kita juga harus temukan penggantinya secepatnya, semua pihak baik perusahaan, pemerintah, konsumen harus sama sama bergerak untuk menangani masalah ini. Kita mungkin bisa melakukan sendiri tapi akan sangat sangat sulit jika memang semua tidak bekerjasama. Ya lagi lagi bekerjasama, bosan mungkin mendengarnya namun itulah kenyataan. Sebagai penutup saya ingin kalian pikirkan kalimat ini  Save Our Planet”
Sekarang anda yang tentukan apakah itu akan sekadar menjadi kata kata biasa di hati anda? atau mungkin hanya menjadi kebanggan biasa bila tulisan itu menempel pada kaos kita seolah kita sudah melakukan banyak untuk bumi ini? atau kalimat itu memang menjadi sesuatu yang membekas di hati anda sesuatu yang anda jadikan sebagai salah satu pengingat saat anda akan bertindak?

-Raihan Pratama-

No comments:

Post a Comment

Kamu punya kritik dan saran? Silahkan melalui kolom komentar di bawah ini