Situs resmi Badan Eksekutif Mahasiswa Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta


Wednesday, April 17, 2019

Menolak Budaya Politik Uang



Indonesia adalah sebuah negara hukum yang berbentuk kesatuan dengan pemerintahan Republik yang dalam pemilihan kepala negaranya dan pembantu presiden sebagai penyalur aspirasi masyarakat dipilih dengan Pemilihan Umum (PEMILU). Pemilu dilaksanakan setiap 5 tahun untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden yang disebut dengan pemilihan umum Presiden (PILPRES) dan untuk memilih anggota DPR, anggota DPD, dan anggota DPRD yang disebut dengan pemilihan umum Legislatif (PILEG).

Sebagai warga negara Indonesia pernahkah kalian menerima politik uang menjelang Pemilu? Ataukah tidak menyadari bahwa sebenarnya telah menerima politik uang tersebut? Pernahkah kalian merasa ada yang datang kerumah kalian H-1 sebelum pemilu atau pada waktu subuh? Itulah politik uang yang telah menjadi budaya pemilu di Indonesia.

Politik uang adalah suatu bentuk penyuapan kepada calon pemilih karena kurangnya kepercayaan diri dalam pelaksanaan pemilu atau dapat dilakukan untuk menarik simpati masyarakat yang biasanya erat dalam pemilu kedaerahan. Politik uang bukan hanya dengan pemberian atau penyuapan uang saja, namun banyak cara bisa dengan perbaikan jalan di daerah tersebut, pemberian sembako, atau janji – janji perbaikan lainnya ketika ia terpilih yang belum tentu ia ingat saat terpilih nanti.

Budaya politik uang ini akan sulit dihentikan jika masyarakatnya masih dengan senang hati menerima politik uang tersebut. Dalam menyikapi budaya politik uang ini sudah harus ditanamkan kesadaran akan kejujuran dalam pemilihan umum. Jangan membiarkan suara kita dibeli oleh para pelaksana politik uang tersebut. Masyarakat harus memahami pentingnya suara yang diberikan dengan menggunakan suara untuk calon pemimpin yang sesuai dengan pilihan hati nurani untuk Indonesia yang lebih bersih. Bayangkan saja jika sebelum menjadi pejabat negara saja sudah menjalankan politik uang (menyuap) apalagi saat benar-benar terpilih bukankah akan lebih besar dugaan akan melakukan korupsi.

Masyarakat harus cerdas dalam bertindak dan menyikapi politik uang ini, gunakan suara kita dengan bijak untuk pemimpin yang kompeten berdasarkan keyakinan dan penilaian objektif. Biasakan diri untuk menolak segala bentuk politik uang ini. Mari buat benteng menentang politik uang untuk Indonesia yang bersih korupsi dimulai dari diri sendiri.


-Lysa Nur Awalianti-

No comments:

Post a Comment

Kamu punya kritik dan saran? Silahkan melalui kolom komentar di bawah ini