Situs resmi Badan Eksekutif Mahasiswa Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta


Monday, June 18, 2018

Gemakan Takbir Rayakan Kemenangan


ALLAAHU AKBAR, ALLAAHU AKBAR, ALLAAHU AKBAR, LAA ILAAHA ILLAALLAAHU WALLAAHU AKBAR, ALLAAHU AKBAR WALILLAAHIL HAMD.
Begitulah kalimat yang terdengar dari segala penjuru dunia tatkala menyambut datangnya hari Raya Idul Fitri 1439H. Seluruh warga muslim di dunia, tak terkecuali di Indonesia, akan merayakan suka cita di momen kemenangan umat islam ini. Hari yang dinanti oleh umat Islam diseluruh dunia karena pada hari itulah umat Islam mencapai kemenangannya. Menang dari apa? Menang dari melawan hawa nafsu, melawan emosi, melawan diri sendiri. Akan tetapi kesedihan pun tak dapat dihindari. Mengapa demikian? Karena kita akan berpisah dengan bulan yang penuh rahmat, bulan yang suci, bulan yang penuh berkah yaitu bulan Ramadhan. Semoga kita dapat bertemu kembali dengan bulan Ramadhan tahun depan, dan semoga puasa dan ibadah kita pada bulan ramadhan tahun ini menjadi bekal kita di hari akhir kelak, Amin.
Kegiatan takbir menyambut hari raya memiliki ciri khas di tiap daerah di seluruh Indonesia. Masing-masing daerah memiliki ciri khasnya masing-masing. Contohnya seperti di Riau. Masyarakat Riau dalam menyambut hari Raya Idul Fitri 1439H, melakukan pawai 1000 obor dalam menyemarakkan malam Takbir. Kegiatan ini sudah menjadi tradisi selama lima tahun terakhir. Semua warga ikut dalam pawai obor ini mulai dari anak-anak, pemuda pemudi, sampai dengan orang tua. Warga melakukan pawai obor sambil melafazkan takbir dengan berjalan kaki sejauh kira kira dua kilometer dari pelataran Masjid Paripurna Istiqomah di Jl. Sembilang menuju bundaran pintu masuk komplek milik PT CHEVRON PASIFIC Indonesia dan kembali lagi ke Masjid. Tujuan dari kegiatan ini sendiri adalah untuk mempererat tali silaturahmi antar warga. Selain merayakan gema takbir pada malam Hari Raya Idul Fitri 1439H, masyarakat Riau juga memiliki tradisi pada Hari Raya Idul Fitri yaitu Hari Raya Enam atau Aghi Yayo Onam. Tradisi ini berupa silahturahmi, ziarah kubur. Ada pula kegiatan Menjalang-jalang yaitu berkumpulnya tokoh adat untuk makan bersama dan melakukan doa bersama.

- Viandra Kurniawan -

No comments:

Post a Comment

Kamu punya kritik dan saran? Silahkan melalui kolom komentar di bawah ini