Situs resmi Badan Eksekutif Mahasiswa Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta


Thursday, December 28, 2017

JASA YANG SELALU TERLUPAKAN PAHLAWAN

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pahlawan adalah orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran; pejuang yang gagah berani. Oleh karena itu, orang – orang yang berjasa dalam membantu kemerdekaan Indonesia layak disebut pahlawan. Tetapi seakan tidak dihargai. Semua daya dan upaya yang pernah dilakukan oleh para pahlawan kita hanya dipandang sebelah mata. Kurangnya upaya yang dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat indonesia dalam menghargai para pahlawan kita merupakan bukti bahwa upaya para pahlawan kita masih dipandang sebelah mata.

Disini penulis tidak ingin membuat pahlawan seakan akan harus dihargai, harus diingat. Hanya saja dimana hati nurani kalian? Orang – orang yang rela menghabiskan hidupnya demi memperjuangkan bangsa dan negara ini serta masa depan tempat kalian lahir untuk mengingatnya saja kalian enggan. Apalagi disuruh untuk menghargai. Sementara kau hanya memperdulikan dirimu dan sekitarmu. Cukup dengan mengheningkan cipta selama 1 menit di hari pahlawan merupakan langkah awal engkau menghargai para leluhurmu.

Terlebih lagi banyak pahlawan Indonesia yang dilupakan karena kepentingan pribadi atau golongan orang – orang tertentu pada zaman dahulu. Contoh saja Tan Malaka. Apa kau pernah mendengar namanya di dalam buku pelajaran sekolah? Kurasa tidak. 28 Maret 1963 Presiden Soekarno mengangkat nama Tan Malaka sebagai pahlawan nasional Indonesia. Namun 3 tahun kemudian, setelah Soekarno turun dari jabatan presiden nama Tan Malaka kembali hilang dan tidak pernah terdengar lagi, barulah beberapa waktu lalu kisah tentang pahlawan yang satu ini kembali diceritakan. Seharusnya meskipun ia memiliki paham yang berbeda, ia tetap harus dianggap, dinyatakan, serta diingat sebagai pahlawan indonesia.

Sebagai seorang tokoh yang memiliki banyak perngaruh di Indonesia dan ikut berperang melawan belanda. Pemerintah pusat terkesan mencoba menghilangkan jejak Tan Malaka dengan tidak memberikan tempat peristirahatan terakhir yang layak untuk beliau. Tan Malaka dilupakan jasanya oleh negaranya karena memiliki cap kiri atau komunis. Mungkin Tan Malaka hanya satu dari sekian banyak pahlawan yang dilupakan jasanya karena latar belakangnya. Masihkah pemerintah mau seperti ini?

Banyak pahlawan yang masih hidup sampai saat ini. Tetapi tidak memiliki tempat tinggal. Dan menjadikan kantor dimana tempat mereka bekerja dahulu sebagai tempat untuk berlindung dari panasnya matahari dan dinginnya hujan. Mereka sudah terlalu tua untuk bekerja dan mengumpulkan uang untuk makan apalagi untuk memiliki tempat tinggal. Pak Soeparnoto, begitu panggilannya. beliau merupakan spesialis perang gerilya yang dipercaya untuk memegang komando perang tersebut di seluruh kawasan Indonesia pada masanya, dan berhasil melumpuhkan pabrik-pabrik, hotel, perumahan penjajah di Indonesia. Selama mengabdi untuk negara, bapak juga pernah diculik dan ditembak yang menyebabkan salah satu tulang lengannya hancur. “Rasanya lebih sakit daripada terkena pelurunya sendiri.” Selama hidupnya berperang untuk kemerdekaan negara kita, ia tidak pernah mengambil keuntungan sepeserpun dan tidak pernah libur. Sejak bergabung menjadi tentara dan hidup sendiri, beliau juga belum pernah merasakan memiliki rumah sendiri, sampai sekarang. Ia menempati dan menghabiskan sisa hidupnya di Kantor Korps Cacad Veteran RI. Apa sulitnya bagi pemerintah untuk membuat satu hunian layak sebagai bentuk penghargaan dan dedikasi kepada para pahlawan yang masih hidup? Berikanlah mereka setidaknya tempat untuk menikmati masa – masa terakhir di hidupnya agar mereka bisa menikmati indahnya kebebasan dari para penjajah.

Belum lagi hal terakhir yang sangat memilukan bagi penulis adalah ada sekumpulan mahasiswa yang bersumpah akan menjadikan indonesia sebagai negara yang khilafah. Mungkin mereka lupa betapa sulitnya dan betapa kerasnya perjuangan dan perlawanan yang dilakukan oleh para pahlawan INDONESIA melawan penjajah selama 300 tahun. Dan mungkin mereka lupa, bahwa INDONESIA bukan hanya milik suatu golongan. Tapi milik kita bersama.  Terima kasih pahlawanku. Jasamu akan selalu kukenang didalam kalbu.

-Geraldy Nour Qodri-

No comments:

Post a Comment

Kamu punya kritik dan saran? Silahkan melalui kolom komentar di bawah ini