Accounting Insight: Musuh dalam Selimut atau Sahabat Masa Depan?
Teknologi digital telah merevolusi dunia akuntansi—dari pencatatan manual menjadi proses otomatis berbasis software, AI, dan cloud. Hal ini sering memicu kekhawatiran: akankah akuntan tergantikan? Nyatanya, digitalisasi bukan musuh, melainkan sahabat yang membuka peluang baru. Mengapa demikian? Mari kita lihat dari sisi dampaknya, alasan akuntan tetap dibutuhkan, hingga strategi beradaptasi di era digital.
Dampak Digitalisasi terhadap Profesi
Akuntan
1. Otomatisasi Tugas Rutin
Banyak pekerjaan rutin seperti
pencatatan transaksi, perhitungan pajak, dan rekonsiliasi kini dapat
diotomatisasi dengan software seperti MYOB, Accurate, Xero, dan sistem ERP. Hal
ini memang mengurangi kebutuhan tenaga kerja untuk posisi entry-level, namun
justru mendorong akuntan untuk naik kelas ke pekerjaan yang lebih strategis dan
analitis.
Perusahaan kini mencari akuntan yang tidak hanya menguasai
debit-kredit, tetapi juga paham teknologi, data analytics, dan sistem
informasi. Akuntan yang mampu menganalisis data dan memberikan insight
strategis akan sangat dibutuhkan di era digital.
Digitalisasi membawa risiko baru
seperti kebocoran data dan serangan siber. Akuntan harus memahami keamanan data
keuangan dan regulasi perlindungan data untuk menjaga kepercayaan klien dan
perusahaan.
Klien dan manajemen kini menuntut
laporan keuangan yang cepat, real-time, dan actionable. Akuntan yang memanfaatkan
teknologi akan lebih dihargai karena mampu memberikan nilai tambah melalui
analisis dan konsultasi bisnis.
Teknologi memungkinkan akuntan untuk
berfokus pada pengambilan keputusan berbasis data, bukan sekadar pengolahan
data. Ini membuka peluang untuk menjadi mitra strategis dalam bisnis.
Mengapa Akuntan Tetap Dibutuhkan?
Meskipun banyak tugas dasar telah diotomatisasi, profesi
akuntan tetap sangat relevan karena:
●
Interpretasi
Konteks Bisnis: Teknologi dapat mengolah data, tetapi tidak memahami konteks
regulasi, etika, dan dinamika pasar seperti manusia.
●
Pertimbangan
Multidimensi: Keputusan bisnis tidak hanya berdasarkan data, tetapi juga nilai,
moral, dan kepentingan sosial.
●
Konsultasi
dan Strategi: Akuntan kini berperan sebagai penasihat bisnis yang membantu
perusahaan mencapai tujuan jangka panjang.
●
Etika
dan Profesionalisme: Akuntan menjaga kepercayaan publik dengan integritas dan
transparansi.
Bayangkan
Dira, seorang lulusan akuntansi dari perguruan tinggi ternama. Ia dikenal
teliti dan mahir dalam pembukuan manual, namun belum terbiasa menggunakan
teknologi akuntansi modern. Saat melamar pekerjaan, Dira mendapati bahwa
sebagian besar lowongan mensyaratkan penguasaan software seperti Accurate,
penggunaan Excel tingkat lanjut, hingga kemampuan membuat dashboard keuangan
menggunakan Power BI. Di sisi lain, temannya Raka—yang semasa kuliah aktif
mengikuti pelatihan teknologi akuntansi—berhasil dengan cepat mendapat posisi
sebagai analis keuangan di sebuah startup.
Menyadari hal ini, Dira tidak
menyerah. Ia mulai mengikuti kursus online untuk mempelajari Excel lanjutan,
memahami konsep visualisasi data dengan Power BI, bahkan belajar dasar-dasar
Python untuk analisis keuangan. Enam bulan kemudian, Dira bukan hanya mampu
membuat laporan keuangan otomatis, tapi juga dapat memberikan insight strategis
dari data yang dianalisisnya. Transformasi ini membuktikan bahwa akuntan yang
mau beradaptasi dan belajar teknologi tidak akan kalah, justru akan semakin
dibutuhkan di era digital yang penuh dinamika.Ilustrasi Peran Akuntan di Era
Digital
FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN ADAPTASI
Agar
sukses di era digital, mahasiswa akuntansi perlu membekali diri dengan empat
hal utama berikut:
● Kompetensi
Digital: Penguasaan
software akuntansi modern (seperti Xero, Accurate, dan sistem ERP), Excel
tingkat lanjut, serta alat analisis data seperti Power BI atau Tableau adalah
pondasi utama. Dengan keterampilan ini, kamu bisa mengotomatisasi tugas rutin
dan beralih ke peran yang lebih strategis, seperti memberikan insight dari data
keuangan dan membantu pengambilan keputusan bisnis.
● Kemampuan Analitis dan Komunikatif: Di era banjir data, kemampuan
membaca angka saja nggak cukup. Kamu juga perlu bisa mengidentifikasi tren,
menganalisis penyebabnya, dan menyampaikan temuan tersebut dengan cara yang
mudah dipahami, baik secara lisan maupun visual. Ini penting agar hasil
analisismu bisa langsung ditindaklanjuti oleh tim manajemen.
● Pemahaman Regulasi Digital: Dunia perpajakan dan audit kini
makin terhubung dengan sistem elektronik. Kamu perlu peka terhadap regulasi
seperti e-Faktur, e-Bupot, pelaporan SPT online, serta isu-isu keamanan data
dan privasi. Dengan begitu, kamu bisa menjaga integritas laporan keuangan
sekaligus mematuhi hukum yang berlaku.
● Kemauan Belajar Berkelanjutan: Dunia kerja terus berubah, dan yang
bisa bertahan adalah mereka yang terus belajar. Ikuti pelatihan, ambil
sertifikasi seperti Brevet, Digital Accounting, atau Data Analytics for
Accounting, dan bergabunglah dengan komunitas profesional. Selain menambah
ilmu, kamu juga bisa membangun jejaring yang bermanfaat di masa depan.
Strategi Menghadapi Digitalisasi
1. Tingkatkan literasi teknologi secara proaktif
Kesimpulan
Digitalisasi bukanlah ancaman buat kamu yang lagi kuliah
atau baru terjun ke dunia akuntansi justru ini peluang besar untuk naik kelas!
Di era serba digital, akuntan bisa berkembang jadi penasihat strategis yang
ikut ambil bagian dalam keputusan penting perusahaan. Kuncinya cuma satu: mau
belajar dan adaptasi. Pelajari software akuntansi modern, ikuti komunitas, dan
terus asah skill kamu. Jadi, jangan takut sama perubahan yuk jadi akuntan yang
relevan dan berpengaruh di era digital!
Referensi:
https://jurnal.risetilmiah.ac.id/index.php/jak/article/view/593
https://ejournal.almaata.ac.id/index.php/IJMA/article/download/4514/2379
https://ejurnal.stie-trianandra.ac.id/index.php/jumia/article/download/2636/2056/8975
https://www.kompasiana.com/kartikabtr/64b4bb5a08a8b5481651a8a5/dampak-digitalisasi-terhadap-profesi-akuntan-di-era-society-5-0
https://eco.ojs.co.id/index.php/jer/article/download/343/394/1198
No comments:
Post a Comment
Kamu punya kritik dan saran? Tulis melalui kolom komentar di bawah ini ya!