Pada tanggal 25 Juni 2019 telah dilaksanakan Kajian Umum Ekonomi (KUE) yang diselenggarakan oleh BEM Prodi Akuntansi. Tepatnya pada pukul 16.30 WIB hingga 18.00 WIB di Ruang 1015 Gedung Dewi Sartika Universitas Negeri Jakarta. Materi disampaikan oleh Fazri Husaini yang merupakan ketua KSEI Institute pada tahun 2019 dengan tema "Estafet Tongkat Kekuasaan! Apa Kabar Perekonomian Indonesia?".
Ada 4 fokus pemerintahan saat ini yaitu :
1. Nawacita
2. Revolusi mental
3. Infrastruktur
4. Sektor Keuangan (FDI)
FDI ini adalah Foreign Direct Investment.
Pada periode lalu segala investasi asing sangat dipermudah, sehingga perizinan investasi asing sangat mudah dan cepat.
Ekonomi pasca pemilu tetap stabil, malah cenderung meningkat sekitar 1%.
Menurut kriteria negara maju dari Adam Smith, David Ricardo dan Ibnu Khaldun, tidak disebutkan bahwa kekayaan Sumber Daya Alam suatu negara dapat menjadi patokan untuk negara tersebut dianggap sebagai negara yang kaya. Kriteria negara dapat dikatakan kaya atau tidak itu dilihat dari pendapatan nasional, ekspor, impor, utang, dan SDM. Maka dari itu, Indonesia masih belum bisa dikategorikan sebagai negara yang kaya walaupun SDA nya sangat melimpah.
Penyebab Indonesia belum bisa dikategorikan negara kaya:
1. Sangat bergantung pada sumber daya alam saja
2. Tidak memproduksi barang yang added value
Banyak Sumber Daya Alam Indonesia yang masih dikelola oleh pihak asing. Indonesia sedang tidak baik-baik saja. FDI berdampak positif tapi tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Indonesia masih sangat bergantung kepada pinjaman luar negeri contohnya pada pihak China, padahal ketika kita meminjam kepada mereka, kita diharuskan memakai bahan-bahan dari negara mereka.
Angka kemiskinan di Indonesia dianggap menurun. Padahal sebenarnya bukan angka kemiskinannya yang menurun, melainkan garis standar kemiskinan yang diturunkan. Pemerintah menurunkan standar kemiskinan nya dari 22.000 menjadi 13.300.
Utang Indonesia dikatakan masih aman, namun pemakaiannya tidak produktif. Indonesia terlalu banyak berhutang dalam surat berharga dengan bunga 8% (tertinggi di ASEAN). Pada tahun 2019, rata² hutang Indonesia Rp 30 T/bulan. Saat ini pemerintah masih gencar dalam membangun sektor keuangan, padahal seharusnya yang dibangun pertama kali adalah sektor riil bersamaan dengan SDM.
No comments:
Post a Comment
Kamu punya kritik dan saran? Silahkan melalui kolom komentar di bawah ini