Situs resmi Badan Eksekutif Mahasiswa Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta


Monday, May 13, 2019

Korelasi Pendidikan dengan Karakter ‘Nyaris Sempurna’



Seseorang dengan strata pendidikan yang tinggi sering kali menjadi gambaran ideal untuk manusia, beserta karakter dan pembawaan sikap yang mengikuti. Apabila kita melihat kepada realita, banyak dari mereka yang berkesempatan mengenyam pendidikan secara luas kemudian pada akhirnya menjadi sosok dengan intelektualitas dan karakter yang ‘nyaris sempurna’. Namun, apakah semakin tingginya strata pendidikan seseorang akan selalu menjamin terbentuknya individu dengan kualitas yang ‘nyaris sempurna’ tersebut? Padahal, tidak semua orang memiliki keberuntungan untuk mengenyam pendidikan sejauh yang mereka inginkan.

Pendidikan merupakan salah satu hal krusial dalam pembentukan karakter, namun definisi pendidikan yang dimaksud dalam hal ini tidak hanya sebatas pada pendidikan formal. John Stuart Mill, seorang filsuf Inggris, mengatakan bahwa pendidikan meliputi segala sesuatu yang dikerjakan seseorang untuk dirinya sendiri atau yang dikerjakan orang lain untuk dirinya dengan tujuan untuk mendekatkan diri pada tingkat kesempurnaan. Melalui pernyataan tersebut, kita menjadi tahu bahwa pendidikan memiliki saluran yang tak terbatas untuk diraih. Pendidikan dapat diperoleh dimanapun, kapanpun, dan dari siapapun. Perjalanan lahir menuju mati seseorang tidak pernah lepas dari serapan pengetahuan, namun, bagaimana seseorang menyikapi pengetahuan tersebut lah yang menjadikan terlahirnya beragam karakter manusia. Strata pendidikan formal yang melambung tinggi nyatanya tidak menjadi unsur utama atas karakter dan intelektualitas seseorang yang ‘nyaris sempurna’ karena definisi pendidikan tidak sesempit itu.

Tiap individu memiliki caranya masing-masing dalam pengolahan hal-hal yang ia terima. Ada banyak dari mereka yang menerima secara utuh, menerima dengan menyaring yang dirasa perlu, atau bahkan mereka yang menolak dengan keras. Demi menjadi individu dengan karakter yang ‘nyaris sempurna’, segala pengetahuan yang kita peroleh perlu untuk disaring terlebih dahulu, dan barulah ditempatkan dalam diri dengan porsi yang tepat. Apabila ditarik benang merahnya, pendidikan tidak selalu menjamin karakter dan intelektualitas yang baik pada seseorang, namun, penyikapan seseorang terhadap pendidikan tersebut lah yang secara mayoritas menjamin karakteristik dan intelektualitas tersebut. Idealnya manusia akan terus belajar untuk memperbaiki diri dan memperluas kapasitasnya. Manusia yang tidak pernah lelah akan hal tersebut semakin memperkaya diri dan secara bertahap semakin dekat pada sosok dengan karakteristik yang ‘nyaris sempurna’.

-Aqilah Syahidah-

No comments:

Post a Comment

Kamu punya kritik dan saran? Silahkan melalui kolom komentar di bawah ini