Situs resmi Badan Eksekutif Mahasiswa Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Jakarta


Friday, December 12, 2025

Accounting Insight: Hijau di Iklan, Abu di Lapangan: Menyingkap Praktik Greenwashing di Indonesia

 

Accounting Insight: Hijau di Iklan, Abu di Lapangan: Menyingkap Praktik Greenwashing di Indonesia

    Di tengah meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap isu lingkungan, banyak perusahaan berlomba-lomba menampilkan diri sebagai “ramah lingkungan”. Hal ini dibuktikan dengan slogan keberlanjutan dipajang di media sosial dan berbagai produk menjanjikan bahwa setiap pembelian berarti “kontribusi nyata bagi bumi”. Namun, dibalik semua itu, muncul tanda tanya besar: benarkah bumi semakin aman, atau justru kita hanya dibuat merasa demikian?

    Riset dari Centre for Governance, Institutions, and Organizations National University of Singapore (NUS) Business School menunjukkan bahwa perusahaan yang ada di Indonesia memiliki kualitas tanggung jawab sosial atau corporate social responsibility (CSR) yang cukup rendah dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya seperti Singapura dan Thailand. Thailand sendiri mendapatkan nilai 56,8 dari 100, Singapura 48,8, sementara Indonesia hanya 48,4.


Pengertian Greenwashing

    Greenwashing merupakan sebuah praktik ketika perusahaan menampilkan diri seolah-olah ramah lingkungan, padahal tindakan nyata mereka tidak mencerminkan klaim tersebut. Istilah ini berasal dari kata “green” (hijau, simbol lingkungan) dan “washing” (mencuci, menutupi). Hal ini berarti sebuah perusahaan “mencuci” citra mereka dengan narasi lingkungan yang menyesatkan.

    Pada dasarnya, greenwashing merupakan sebuah kebohongan. Praktik ini sering kali digunakan untuk menipu konsumen agar mereka dapat lebih tertarik dan mendukung kegiatan mereka yang pada faktanya tidak melakukan perubahan signifikan dalam operasional mereka. Greenwashing juga sering digunakan oleh banyak pelaku bisnis sebagai topeng mereka untuk menjalankan praktik bisnis mereka yang malah merusak lingkungan.


Contoh Praktik Greenwashing

1.      Pemasaran Hijau yang Tidak Sesuai Tindakan

Penelitian yang dilakukan menemukan beberapa perusahaan ritel yang menonjolkan program “pengurangan plastik” atau “inisiatif ramah lingkungan”, tetapi skala tindakannya sangat kecil dibandingkan dampak lingkungan dari kegiatan operasionalnya. Hal ini membuat kampanye hijau mereka terlihat lebih besar daripada kenyataannya.

2.      Penggunaan Label Hijau yang tidak Didukung Bukti

Dalam penelitian lain, ditemukan adanya produk minuman yang menempelkan label “100% recycled”, tetapi tidak memberikan bukti bahwa seluruh komponen kemasan benar-benar dapat didaur ulang. Studi hukum yang dilakukan oleh Setianingsih (2021) menunjukkan bagaimana beberapa produsen minuman memanfaatkan label hijau hanya sebagai strategi pemasaran tanpa transparansi proses produksi.

3.      Pelaporan Keberlanjutan yang Tidak Konsisten

Pada sektor energi, beberapa perusahaan tambang dan batubara mengklaim komitmen pada energi bersih dalam laporan keberlanjutan mereka. Namun, penelitian yang dilakukan Inawati & Rahmawati (2023) mengungkap bahwa salah satu perusahaan tambang di Indonesia tetap menjalankan operasi batubara besar, sementara narasi hijau di laporan tahunan lebih menonjol daripada perubahan nyata di operasional perusahaan.

4.      Klaim Keberlanjutan Tanpa Transparansi Rantai Pasok yang Jelas

Beberapa perusahaan makanan dan produk rumah tangga di Indonesia menggunakan klaim “bahan baku ramah lingkungan”, tetapi tanpa menyebutkan pemasok, standar verifikasi, atau audit independen. Laporan akademik menunjukkan bahwa klaim keberlanjutan ini sulit diverifikasi karena tidak adanya keterbukaan rantai pasok.


Dampak dari Greenwashing

    Dampak dari greenwashing sendiri cukup luas dan berbahaya. Konsumen dapat tertipu dan membeli produk yang tidak sesuai dengan nilai lingkungan yang mereka dukung. Dalam jangka panjang, kepercayaan publik terhadap produk dan program keberlanjutan bisa menurun karena masyarakat merasa dikhianati. Selain itu, investor menjadi sulit membedakan perusahaan yang benar-benar berkomitmen dari perusahaan yang sekadar menampilkan klaim hijau sebagai strategi branding. Lebih parah lagi, greenwashing menghambat upaya transisi menuju ekonomi yang lebih berkelanjutan, karena perusahaan yang sebenarnya merusak lingkungan justru mendapatkan keuntungan kompetitif dari klaim yang menyesatkan tersebut.


Cara Mengidentifikasi Praktik Greenwashing

    Disaat banyak perusahaan menampilkan diri sebagai perusahaan yang “peduli lingkungan”, kita sebagai masyarakat harus dapat lebih kritis dengan mengidentifikasi hal tersebut, seperti:

1.      Periksa Transparansi Informasi

Perusahaan yang benar-benar berkelanjutan akan terbuka soal proses produksi, bahan baku, dan dampak lingkungannya. Klaim tanpa data adalah tanda bahaya.

2.      Cek Sertifikasi Resmi

Perhatikan adanya sertifikasi seperti ISO 14001, FSC, atau Ecolabel. Tanpa sertifikat independen, klaim ramah lingkungan patut diragukan.

3.      Waspadai Klaim Umum

Istilah seperti eco-friendly, green, atau sustainable harus dijelaskan secara konkret. Tanyakan: bagian mana yang ramah lingkungan?

4.      Telusuri Rekam Jejak

Lihat apakah perusahaan konsisten menjalankan praktik keberlanjutan atau hanya gencar promosi. Cek laporan keberlanjutan atau berita terkait.

5.      Cermati Skala Tindakan

Beberapa perusahaan menonjolkan program hijau kecil untuk menutupi dampak besar dari bisnis inti. Pastikan skala tindakan sesuai klaimnya.

    Pada akhirnya, greenwashing tetap menjadi bayang-bayang gelap dalam perkembangan isu keberlanjutan. Meski demikian, hal tersebut tidak semestinya menghentikan upaya kolektif untuk terus mencari cara yang lebih baik dalam menjaga lingkungan. Dengan pemahaman yang lebih kritis, masyarakat dapat menghindari misinformasi dan berkontribusi pada keberlangsungan bumi secara lebih tepat dan bermakna.





Referensi:

Inawati, W. A., & Rahmawati. (2023). DAMPAK ENVIRONMENTAL, SOCIAL, DAN GOVERNANCE (ESG) TERHADAP KINERJA KEUANGAN. Jurnal Akademi

Akuntansi, 6(2), 235-241. 

Fety W. A., Ni Putu A. A., Falah M. H. (2024). IDENTIFIKASI GREENWASHING ATAU GREENWISHING PADA PERUSAHAAN RETAIL DI INDONESIA: EVALUASI LAPORAN KEBERLANJUTAN. Jurnal Kebijakan Pembangunan, 19(2), 301-322.

Theresia O., Ririn B., Jeninfer, Anthony E. H. (2024). MEWASPADAI PRAKTIK GREENWASHING DALAM IMPLEMENTASI ESG. Jurnal Bisnis dan

Kewirausahaan, 12(2), 01-06.

Asean CSR - Riset Temukan Kualitas CSR Perusahaan Indonesia Rendah

Apa itu Greenwashing? Pengertian, Dampak, dan Praktiknya!

Kenalan dengan Greenwashing dan Cara Menghindarinya - Green Network Asia - Indonesia

Mengenal Praktik Greenwashing Dan Cara Mendeteksinya - Environesia

Apa itu Greenwashing? | IBM

No comments:

Post a Comment

Kamu punya kritik dan saran? Tulis melalui kolom komentar di bawah ini ya!