Accounting Insight: Hijau di Iklan, Abu di Lapangan: Menyingkap Praktik Greenwashing di Indonesia
Di tengah meningkatnya kesadaran
masyarakat terhadap isu lingkungan, banyak perusahaan berlomba-lomba menampilkan
diri sebagai “ramah lingkungan”. Hal ini dibuktikan dengan slogan keberlanjutan
dipajang di media sosial dan berbagai produk menjanjikan bahwa setiap pembelian
berarti “kontribusi nyata bagi bumi”. Namun, dibalik semua itu, muncul tanda
tanya besar: benarkah bumi semakin aman, atau justru kita hanya dibuat merasa
demikian?
Riset dari Centre for Governance, Institutions, and Organizations National
University of Singapore (NUS) Business School menunjukkan bahwa
perusahaan yang ada di Indonesia memiliki kualitas tanggung jawab sosial atau corporate social responsibility (CSR)
yang cukup rendah dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya seperti Singapura
dan Thailand. Thailand sendiri mendapatkan nilai 56,8 dari 100, Singapura 48,8,
sementara Indonesia hanya 48,4.
Pengertian Greenwashing
Greenwashing merupakan sebuah praktik ketika perusahaan menampilkan
diri seolah-olah ramah lingkungan, padahal tindakan nyata mereka tidak
mencerminkan klaim tersebut. Istilah ini berasal dari kata “green” (hijau, simbol
lingkungan) dan “washing” (mencuci, menutupi). Hal ini berarti sebuah
perusahaan “mencuci” citra mereka dengan narasi lingkungan yang menyesatkan.
Pada dasarnya, greenwashing merupakan sebuah
kebohongan. Praktik ini sering kali digunakan untuk menipu konsumen agar mereka
dapat lebih tertarik dan mendukung kegiatan mereka yang pada faktanya tidak
melakukan perubahan signifikan dalam operasional mereka. Greenwashing juga sering digunakan oleh banyak pelaku bisnis
sebagai topeng mereka untuk menjalankan praktik bisnis mereka yang malah
merusak lingkungan.
Contoh Praktik Greenwashing
1. Pemasaran
Hijau yang Tidak Sesuai Tindakan
Penelitian yang dilakukan
menemukan beberapa perusahaan ritel yang menonjolkan program “pengurangan
plastik” atau “inisiatif ramah lingkungan”, tetapi skala tindakannya sangat
kecil dibandingkan dampak lingkungan dari kegiatan operasionalnya. Hal ini
membuat kampanye hijau mereka terlihat lebih besar daripada kenyataannya.
2. Penggunaan
Label Hijau yang tidak Didukung Bukti
Dalam penelitian lain, ditemukan
adanya produk minuman yang menempelkan label “100% recycled”, tetapi tidak
memberikan bukti bahwa seluruh komponen kemasan benar-benar dapat didaur ulang.
Studi hukum yang dilakukan oleh Setianingsih (2021) menunjukkan bagaimana beberapa
produsen minuman memanfaatkan label hijau hanya sebagai strategi pemasaran
tanpa transparansi proses produksi.
3. Pelaporan
Keberlanjutan yang Tidak Konsisten
Pada sektor energi, beberapa
perusahaan tambang dan batubara mengklaim komitmen pada energi bersih dalam
laporan keberlanjutan mereka. Namun, penelitian yang dilakukan Inawati &
Rahmawati (2023) mengungkap bahwa salah
satu perusahaan tambang di Indonesia tetap menjalankan operasi batubara besar,
sementara narasi hijau di laporan tahunan lebih menonjol daripada perubahan
nyata di operasional perusahaan.
4. Klaim
Keberlanjutan Tanpa Transparansi Rantai Pasok yang Jelas
Beberapa perusahaan makanan dan
produk rumah tangga di Indonesia menggunakan klaim “bahan baku ramah
lingkungan”, tetapi tanpa menyebutkan pemasok, standar verifikasi, atau audit
independen. Laporan akademik menunjukkan bahwa klaim keberlanjutan ini sulit
diverifikasi karena tidak adanya keterbukaan rantai pasok.
Dampak dari Greenwashing
Dampak dari greenwashing sendiri cukup luas dan berbahaya. Konsumen dapat
tertipu dan membeli produk yang tidak sesuai dengan nilai lingkungan yang
mereka dukung. Dalam jangka panjang, kepercayaan publik terhadap produk dan
program keberlanjutan bisa menurun karena masyarakat merasa dikhianati. Selain itu,
investor menjadi sulit membedakan perusahaan yang benar-benar berkomitmen dari
perusahaan yang sekadar menampilkan klaim hijau sebagai strategi branding.
Lebih parah lagi, greenwashing menghambat
upaya transisi menuju ekonomi yang lebih berkelanjutan, karena perusahaan yang
sebenarnya merusak lingkungan justru mendapatkan keuntungan kompetitif dari
klaim yang menyesatkan tersebut.
Cara Mengidentifikasi Praktik Greenwashing
Disaat banyak perusahaan menampilkan diri sebagai
perusahaan yang “peduli lingkungan”, kita sebagai masyarakat harus dapat lebih
kritis dengan mengidentifikasi hal tersebut, seperti:
1. Periksa
Transparansi Informasi
Perusahaan yang benar-benar berkelanjutan akan terbuka soal
proses produksi, bahan baku, dan dampak lingkungannya. Klaim tanpa data adalah
tanda bahaya.
2. Cek
Sertifikasi Resmi
Perhatikan adanya sertifikasi seperti ISO 14001, FSC, atau
Ecolabel. Tanpa sertifikat independen, klaim ramah lingkungan patut diragukan.
3. Waspadai
Klaim Umum
Istilah seperti eco-friendly,
green, atau sustainable harus dijelaskan secara konkret. Tanyakan: bagian mana
yang ramah lingkungan?
4. Telusuri
Rekam Jejak
Lihat apakah perusahaan konsisten menjalankan praktik
keberlanjutan atau hanya gencar promosi. Cek laporan keberlanjutan atau berita
terkait.
5. Cermati
Skala Tindakan
Beberapa perusahaan menonjolkan program hijau kecil untuk
menutupi dampak besar dari bisnis inti. Pastikan skala tindakan sesuai
klaimnya.
Pada akhirnya, greenwashing tetap menjadi bayang-bayang
gelap dalam perkembangan isu keberlanjutan. Meski demikian, hal tersebut tidak
semestinya menghentikan upaya kolektif untuk terus mencari cara yang lebih baik
dalam menjaga lingkungan. Dengan pemahaman yang lebih kritis, masyarakat dapat
menghindari misinformasi dan berkontribusi pada keberlangsungan bumi secara
lebih tepat dan bermakna.
Referensi:
Inawati, W. A.,
& Rahmawati. (2023). DAMPAK ENVIRONMENTAL, SOCIAL, DAN GOVERNANCE (ESG)
TERHADAP KINERJA KEUANGAN. Jurnal Akademi
Akuntansi, 6(2), 235-241.
Fety W. A.,
Ni Putu A. A., Falah M. H. (2024). IDENTIFIKASI GREENWASHING ATAU GREENWISHING
PADA PERUSAHAAN RETAIL DI INDONESIA: EVALUASI LAPORAN KEBERLANJUTAN. Jurnal
Kebijakan Pembangunan, 19(2), 301-322.
Theresia O.,
Ririn B., Jeninfer, Anthony E. H. (2024). MEWASPADAI PRAKTIK GREENWASHING DALAM IMPLEMENTASI ESG.
Jurnal Bisnis dan
Kewirausahaan, 12(2), 01-06.
Asean CSR - Riset Temukan Kualitas CSR Perusahaan Indonesia Rendah
Apa
itu
Greenwashing?
Pengertian,
Dampak,
dan
Praktiknya!
Kenalan dengan Greenwashing dan Cara Menghindarinya - Green Network Asia - Indonesia
Mengenal Praktik Greenwashing Dan Cara Mendeteksinya - Environesia

No comments:
Post a Comment
Kamu punya kritik dan saran? Tulis melalui kolom komentar di bawah ini ya!